
Cilegon, Kompaspemburukeadilan.com — Di balik kegiatan sederhana seperti menimbang balita dan mencatat data, kader Posyandu berperan sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan masyarakat. Mereka bukan hanya pelaksana teknis, melainkan penggerak sosial yang menjaga kesehatan komunitas dari tingkat paling dasar.
Tahun ini, semangat pengabdian kader Posyandu Kota Cilegon kembali menguat melalui ajang Jambore Kader Posyandu Tingkat Provinsi Banten 2025, yang akan digelar pada 4 Juni mendatang. Sebanyak 30 kader terbaik dari berbagai kelurahan tengah menjalani persiapan intensif untuk mewakili kota dalam empat kategori lomba.
Kepala Bidang Pemberdayaan Masyarakat Dinas Kesehatan Kota Cilegon, drg. Rully Kusumawardhany, M.M., menegaskan bahwa keikutsertaan kader bukan semata ajang kompetisi, melainkan wujud penghargaan atas dedikasi mereka selama ini.
“Kader Posyandu adalah perpanjangan tangan negara di masyarakat. Mereka tidak hanya menjalankan tugas teknis, tapi juga membangun kesadaran dan ketahanan kesehatan dari akar rumput,” ujarnya saat diwawancarai, Senin (2/6/2025).
Persiapan yang dimulai sejak 26 Mei lalu meliputi rapat koordinasi, evaluasi materi, pelatihan presentasi, hingga penguatan aspek teknis. Rully menyoroti kekuatan para kader Cilegon yang hadir dengan kepekaan sosial dan empati tinggi.
“Setiap kader punya keunikan. Ada yang unggul dalam konsistensi, ada pula yang berani berinovasi sesuai kebutuhan lokal. Empati mereka menjadi modal utama yang memperkuat pelayanan,” tuturnya.
Menurut Rully, keikutsertaan kader di Jambore tidak hanya soal pencapaian individu, tetapi sebagai pemantik semangat seluruh kader di Cilegon. Dukungan masyarakat pun menjadi faktor penting yang menguatkan perjalanan mereka.
“Warga sangat mendukung, bahkan membantu persiapan kader. Ini menunjukkan kepercayaan dan kebanggaan mereka terhadap kader Posyandu,” katanya.
Dinkes menilai Jambore menjadi momentum strategis untuk memperkuat kepercayaan masyarakat terhadap Posyandu. Menampilkan kader yang berpengetahuan dan percaya diri diharapkan mampu meningkatkan citra layanan kesehatan kelurahan.
“Kami ingin membuktikan bahwa kader Posyandu bukan sekadar relawan, melainkan agen perubahan dengan kapasitas dan komitmen tinggi. Ini penting agar masyarakat tidak ragu datang ke Posyandu sebagai solusi kesehatan sehari-hari,” jelas Rully.
Selain kompetisi, Jambore juga memuat lomba kekompakan, yel-yel, dan lagu penyemangat. Hal sederhana ini dinilai penting untuk membangun budaya kerja kolektif yang harmonis di antara kader.
“Yel-yel bukan sekadar hiburan, tapi cerminan semangat tim dan energi positif. Kader harus solid dan saling menopang, itulah fondasi kerja mereka di lapangan,” tambahnya.
Dinkes juga telah menyiapkan tindak lanjut hasil Jambore berupa pemetaan dan pengembangan inovasi agar dapat diadopsi Posyandu lain di Cilegon.
“Kami tidak ingin ini berhenti di sini. Dari ajang ini, kami mulai menata pelatihan, penguatan kapasitas, dan replikasi inovasi demi memperkuat seluruh jaringan Posyandu di kota,” tutup Rully.
Harapan besar disematkan pada momentum ini sebagai titik tolak kebangkitan pengabdian kader yang berkelanjutan. “Bukan soal menang atau kalah, tapi bagaimana menyalakan api semangat yang terus menyala,” pungkasnya.
(By, Deni)