Kompaspemburukeadilan.com, Sulsel,-
Salah satu alumni Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Makassar, H. Andi Jamaluddin, menyampaikan rasa kecewa yang mendalam terhadap tindakan politisi RMS yang mengeluarkan pernyataan menghina salah satu calon Wakil Gubernur Sulawesi Selatan, Azhar Arsyad, saat berkampanye di Lapangan Bosowa, Kecamatan Wattang Sawitto , Kabupaten Pinrang. Menurut Andi Jamaluddin, tindakan tersebut tidak hanya mencederai etika politik, tetapi juga berpotensi merusak persatuan masyarakat Sulawesi Selatan.
. “Saya sebagai alumni PMII Makassar, melihat pernyataan RMS ini sangat tidak pantas dan cenderung mendukung calon orang lain. Seharusnya, RMS belajar dari pengalaman Pilkada Sidrap sebelumnya, ketika istri maju sebagai calon bupati dan berhadapan dengan Bapak Dolla Mando. Pada saat itu, RMS menggunakan kata -kata kasar yang justru membuat masyarakat Sidrap bersimpati kepada Dolla Mando, hingga akhirnya Ibu Fatma kalah dalam kontestasi tersebut,” tegas Andi JamaluddinIa menilai tindakan menghina dan menghina lawan politik tidak sejalan dengan nilai-nilai demokrasi yang seharusnya dikedepankan. “Di Sulawesi Selatan, masyarakat sudah semakin cerdas dan paham mana yang hanya omongan dan mana yang menunjukkan ketulusan dan kapabilitas seorang calon. Tindakan RMS yang kembali menegur lawan politiknya, hanya akan mengundang simpati masyarakat Pinrang dan seluruh Sulawesi Selatan terhadap Azhar Arsyad atau DIA, karena masyarakat tidak menyukai cara-cara yang membagi belah seperti ini,” lanjutnya.
Andi Jamaluddin mengingatkan bahwa politisi seharusnya mampu menahan diri dan menghormati perbedaan pandangan dalam politik. Para politisi jangan lagi menggunakan kata-kata yang dapat memecah belah persatuan. Sejatinya, tujuan utama para calon adalah membawa kesejahteraan dan kemajuan untuk rakyat Sulawesi Selatan. Mari kita menjaga iklim politik yang sehat dan kondusif.Sebagai penutup, ia menekankan pentingnya menjaga persatuan di tengah perbedaan pilihan politik dan meminta agar para pemimpin memberikan contoh yang baik kepada masyarakat. “Sudah saatnya kita bersama-sama membangun Sulawesi Selatan dengan mengedepankan persatuan, bukan saling berkomitmen. Kepada para politisi, mari berlomba untuk menghadirkan gagasan-gagasan yang positif dan memajukan rakyat, bukan dengan menciptakan konflik yang hanya akan membawa dampak negatif bagi kita semua.
Abdul Halik. SE