Cilegon,kompaspemburukeadilan.com- Dilantai dua Pasar Blok F atau yang dikenal dengan pasar Kelapa Kota Cilegon yang berlokasi di Kelurahan Ciwaduk Kecamatan Cilegon benar – benar terbengkalai dan tak terurus selama beberapa tahun ini.
Puluhan unit Ruko yang terdapat dilantai dua saat ini kondisi nya tertutup sehingga tak terdapat aktifitas jual beli , termasuk lantai nya yang terlihat sudah sangat kotor dari debu maupun sampah yang berserakan.
“Kondisi ini di kecam keras oleh Ormas Jaringan Rakyat Cilegon (JARGON) yang pada rabu siang langsung meninjau ke lokasi”
“Ini kok aset Pemerintah bisa sampai kaya gini, bagaimana ini Disperindag mengelola nya? bener – bener memprihatinkan liat kondisi nya, sampah dimana – mana, ruko kosong, udara nya pun panas” ujar Marwan Sekjen DPP Jargon, Rabu (05/03/2025)
Seharus nya, lanjut Marwan, Disperindag Cilegon bisa memiliki ide – ide, salah satu nya berkoordinasi dengan para pelaku UMKM bagaimana cara nya agar lantai dua Pasar Blok F ini bisa kembali dimanfaatkan fungsi nya untuk aktifits jual beli
“Kalau di diamkan terus ya lama – lama jadi sarang mahluk halus, harus nya mereka Disperindag kreatif dong, kan banyak perkumpulan pelaku UMKM, coba berkoordinasi dengan mereka” ujar nya
Bukan hanya ini sirkukasi udara dan Fasilitas nya pun harus dibenahi dan di tambah agar baik pedagang maupun pengunjung merasa nyaman ketika berada di Lantai dua Pasar Blok F tersebut
“Kalau panas begini ya siapa yang betah, wajar aja pedagang meninggalkan kios nya dan pengunjung enggan datang ke sini, aneh nya kok selama bertahun – tahun dibiarkan, kedepan kita pun akan pantau pasar tradisional lain yang ada di Kota Cilegon ini” tegas nya
Melihat hal ini, Ormas Jargon berencana akan menyurati Disperindag Cilegon untuk meminta Audensi perihal kondisi semua pasar tradisional yang terdapat di Kota Cilegon.
“Pasar Kranggot kabar nya semerawut, banjir, bocor, pasar Cikerai terbengkalai, pasar Blok F seperti ini, bagaimana bisa meningkat kan PAD kalau gini, secepat nya akan kita surati Disperindag untuk meminta audensi’ pungkas nya (by,deni)