Siapa sebenarnya Andi Takdir Akbar Singke: Suara Lantang Petani dari Parlemen Sunyi

Siapa sebenarnya Andi Takdir Akbar Singke: Suara Lantang Petani dari Parlemen Sunyi

Kompaspemburukeadilan.com

Soppeng, Sulawesi Selatan —

Siapa sebenarnya Andi Takdir Akbar Singke? Ia bukan sekadar legislator di DPRD Kabupaten Soppeng. Ia adalah sosok yang kini berdiri tegak membela hak petani, di tengah sunyinya suara parlemen terhadap isu-isu kerakyatan. Nama Andi Takdir mencuat bukan karena kekuasaan atau popularitas instan, melainkan karena integritas dan keberaniannya menyuarakan kebenaran saat banyak memilih diam.

Andi Takdir adalah putra sulung dari Andi Akbar Singke, tokoh kharismatik Soppeng yang dikenal dekat dengan rakyat kecil dan teguh pada nilai-nilai moral. Sebagai seorang wija pattola (anak bangsawan yang berjiwa kerakyatan), Andi Takdir mewarisi bukan hanya nama besar, tetapi juga nilai luhur kosmologi Bugis: abbatireng sifa’—komitmen terhadap kebenaran, kemanusiaan, dan pembelaan terhadap mereka yang tersisih.

Lebih jauh, ia adalah cucu dari Andi Singkeru Rukka, mantan Aru Ujung Dewan Hadat Sulawesi dan Ketua Pengadilan pertama Kabupaten Gowa—dua posisi agung yang mengalirkan darah kehormatan dan tanggung jawab besar dalam hidupnya. Namun, kehormatan itu tidak ia rawat dengan simbol dan kemewahan, melainkan dengan kesederhanaan, keberanian, dan integritas.

Saat yang Lain Diam, Ia Berdiri

Di tengah berbagai isu sensitif yang kerap diselimuti keheningan, Andi Takdir muncul sebagai satu-satunya anggota DPRD yang secara terbuka menyoroti dugaan hilangnya sembilan unit ekskavator bantuan Program Selamatkan Rawa, Sejahterakan Petani (SERASI)—program strategis pertanian yang diluncurkan sejak 2019.

Alat berat yang seharusnya mendukung petani dalam pengolahan lahan rawa itu kini tidak diketahui rimbanya. Tidak ada laporan resmi pemanfaatan, pengembalian, atau distribusi ulang. Bahkan, sebagian besar kelompok tani penerima manfaat menyatakan belum pernah melihat alat itu secara fisik.

“Jangan sampai ini jadi preseden buruk. Bantuan provinsi tidak boleh hilang begitu saja. Negara tidak boleh kalah oleh kelalaian,” tegas Andi Takdir dalam pernyataannya, Jumat (25/7/2025).

Baca Juga  Polres Mojokerto Kota Amankan Oknum Kades Diduga Lakukan Penipuan

Langkah ini menuai apresiasi dari berbagai pihak, termasuk dari Ketua DPD Lidik Pro Kabupaten Soppeng, Suheri Sulle.
“Ini suara yang mewakili jeritan petani. Keberanian seperti ini langka di tengah banyaknya legislator yang memilih aman,” ujar Suheri.

Nurani yang Tak Bisa Dibeli

Andi Takdir selama ini dikenal sebagai anggota dewan yang bersih, hidup sederhana, dan tidak tergoda oleh transaksi kekuasaan. Ia menolak kompromi yang melemahkan fungsi legislatif dan secara konsisten menempatkan kepentingan rakyat sebagai kompas pengabdian.

Saat yang lain menjaga citra, Andi Takdir menjaga nurani.
Saat yang lain menimbang untung-rugi, ia menimbang benar dan salah.

Sikap ini membuatnya bukan hanya dihormati, tetapi juga dicintai oleh para konstituennya—terutama petani di Lilirilau, Liliriaja, dan Citta.
“Baru kali ini kami merasa benar-benar punya wakil di dewan. Ia bicara bukan untuk pencitraan, tapi karena peduli,” ungkap seorang petani di Citta dengan haru.

Lebih dari Sekadar Legislator, Ia Simbol Perlawanan

Bagi banyak warga, keberanian Andi Takdir adalah bentuk nyata perlawanan terhadap budaya tutup mata dan pembiaran. Tapi langkah ini juga menyisakan kekhawatiran: apakah ia akan dibiarkan sendiri?

Masyarakat kini berharap DPRD Kabupaten Soppeng bergerak sebagai lembaga, bukan hanya membiarkan satu suara berdiri sendiri.
“Kalau hanya satu orang yang bicara, ini berat. Tapi kalau lembaga ikut bersuara, akan jadi kekuatan perubahan,” pungkas Suheri.

Penutup: Suara Petani Tak Lagi Sunyi

Langkah Andi Takdir bukan sekadar kritik. Ini adalah seruan nurani dan perjuangan moral untuk membela mereka yang paling terdampak: para petani. Keberaniannya mengingatkan bahwa di tengah sistem yang kadang memudar, masih ada cahaya kecil yang terus menyala.

Baca Juga  Akademisi Politik Kampus UNIPO Jadi Pemateri Pengawasan Partisipatif dan Penguatan Kelembagaan

Kini, semua mata tertuju pada DPRD Kabupaten Soppeng:
Akankah mereka mendengar suara petani, atau tetap membisu dalam nyaman?

Yang pasti, suara petani tak lagi sunyi. Dan publik tidak akan membiarkan isu ini tenggelam dalam keheningan.

Alamat Redaksi

Jl. Andi Sammeng lorong pasar Kalola RW/RW : 002/002 Dusun Awotarae Desa, Kalola Kecamatan. Maningpajo Kabupaten Wajo.Provinsi Sulawesi Selatan Kode Pos: 90952

Kontak person
Redaksi@kompaspemburukeadilan.com
0852-5551-4777

Copyright © 2023 Kompaspemburukeadilan.com